Jan 24, 2013

Makalah analisis usaha tani kubis


PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG
Kubis atau yang sering di sebut Kol merupakan tanaman sayur yang hanya tumbuh di daerah dataran tinggi, Kubis tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 mdpl. ke atas, curah hujan hujan cukup dan temperatur udara 15o – 20o C.
Jenis tanah yang dikehendaki untuk tanaman kubis yaitu gembur, bertekstur ringan atau sarang serta pH 6 - 6,5.
Kubis sendiri sudah lama di kenal dan di konsumsi oleh masyarakat indonesia, mulai dari kalangan atas hingga ke bawah. Kubis juga sudah mulai di pasarkan di restaurant dan hotel.
Kubis juga merupakan tanaman holtikultura yang baik karena harganya yang relatif baik dan tidak terlalu berfluktuasi, hal tersebut terjadi karena tanaman kubis sendiri dapat di tanam sewaktu-waktu tanpa harus melihat musim yang sedang berlangsung. Dan juga kubis lebih mudah di konsumsi karena bisa di gunakan sebagai lalapan atau di sayur
Dalam hal ini, keberhasilan dalam proses produksi kubis lebih banyak di nikmati oleh pedagang pengumpul, karena harga yang di patok kepada petani relatif rendah dan selalu berfluktuasi.
2.      VISI & MISI
A.    VISI
1.      Menjadikan komoditi kubis sebagai salah satu komoditi yang mampu memberikan kepuasan kepada konsumen.
2.      Menyediakan komoditi tomat yang berkelanjutan, serta harga yang tidak selalu berfluktuasi.

B.     MISI
a.       Membudidayakan komoditi kubis secara intensif dengan luasan tanaman yang cukup luas
b.      Menyediakan  hasil produksi secara kontinue
c.       Menghasilkan produksi yang berkualitas dan kuantitas tinggi guna mampu bersaing dengan sayuran yang lain.
3.      TUJUAN USAHA
a.       Menyediakan lapangan pekerjaan yang tidak pernah putus dan selalu continue,
b.      Sebagai media untuk belajar dan menciptakan kemandirian agar terlepas dari ketergantungan sesama masyarakat.
4.      ANALISIS ASPEK PEMASARAN
Produk – produk hasil budidaya kubis kebanyakan langsung di pasarkan ke pedagang pengumpul. Harga yang di berikan sendiri masih selalu berfluktuasi dan tidak menentu.hal tersebut terjadi di karenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang aspek pasar.
Jadi tujuan pemasaran tanaman kubis sendiri yaitu di pasarkan di pasar – pasar tradisional, atau pasar local dan luar daerah yang selalu membutuhkan pasokan kubis yang relative tinggi.
5.      ANALISIS ASPEK PRODUKSI
Dalam setiap kegiatan yang berbasis bisnis selalu terjadi kompetisi antara sesama produsen yang ketat. Baik itu kompetisi memperebutkan pasar ataupun konsumen. Namun hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa, kerena memang sudah menjadi resiko produsen untuk bersaing sesame produsen yang lain. Namun dengan adanya persaingan, hal tersebuat akan membuat produsen lebih kreatif dan menciptakan inovasi – inovasi agar produk andalannya mampu bersaing di pasaran.
Tak terkecuali dalam budidaya kubis, proses produksi yang baik sangat diperlukan untuk menghasilkan produk-produk komoditi kubis yang bermutu tinggi yang diharapkan mampu menarik minat maupun daya beli konsumen yang terus meningkat. Salah satu usaha menigkatkan kualitas kubis tersebut adalah dengan budidaya secara intensif. Dengan perawatan intensif, satu tanaman pada sistem tanaman mampu menghasilkan 1 kg hingga 2 kg
Kubis  dapat dimakan segar sebagai lalapan atau dimasak sebagai sayur dalam suatu masakan.
6.      ANALISIS ASPEK MANAJEMEN
Usaha ini dikelola oleh pemilik lahan sendiri dan dengan modal sendiri serta  dengan bantuan tenaga kerja harian setiap kali dibutuhkan, seperti pada persiapan lahan dibutuhksn 5 HOK, pengolahan tanah dibutuhkan 5 HOK, penanaman dibutuhkan 5 HOK, penyemprotan dilakukan oleh 3 HOK, penyiangan di butuhkan 2 HOK, penyulaman dibutuhkan 3 HOK, pemupukan dibutuhkan 3 HOK, dan panen dibutuhkan 4 HOK.
7.      ANALISIS ASPEK KEUANGAN
A.    Biaya Tetap
a.       Pajak Bumi & Bangunan : Rp.12.500 / ha / 3 bulan
b.      Biaya Penyusutan Alat
-   Cangkul  : HB = Rp. 75.000 HS = Rp. 25.000 UE = 3 Tahun
-  Parang : HB = Rp. 70.000 HS = Rp. 30.000
-  Hands Sprayer : HB = Rp. 320.000 : HS = Rp. 150.000
-    TOTAL Biaya Tetap = Rp. 98.836
B.     Biaya Variabel (tidak tetap)
a.       Biaya Tenaga Kerja
1 HOK = Rp. 50.000
Persiapan lahan        :  5 HOK x Rp 50.000 = Rp 250.000
Pengolahan tanah     :  5 HOK x Rp 50.000 = Rp 250.000
Penanaman           
   :  5 HOK x Rp 50.000 = Rp 250.000
penyemprotan      
   :  2 HOK x Rp 50.000 = Rp 100.000
Penyiangan           
   :  3 HOK x Rp 50.000 = Rp 150.000
Penyulaman          
   :  2 HOK x Rp 50.000 = Rp 100.000
Pemupukan           
  :  3 HOK x Rp 50.000 = Rp 150.000
Panen                       :  4 HOK x Rp 50.000 = Rp 200.000
TOTAL                     : Rp 1.450.000
b.      Benih                        :  4 Bks x Rp. 35.000 = Rp. 140.000
c.       biaya pupuk
urea                          : 125 kg x Rp 1.900  = Rp 237.500
ZA                            : 125 kg x Rp 1.800  = Rp 225.500
ponska                      : 125 kg x Rp 4.000  = Rp 500.000
pupuk kandang        : 750 kg x Rp 500     =  Rp 375.000
TOTAL                                                       = Rp 1.337.500
d.      obat – obatan atau pestisida
cura – cron               : 2 botol  x Rp 30.000 = Rp 60.000
envoy                       : 2 botol  x Rp 90.000 = Rp 180.000
spremo                      : 2 botol x Rp 50.000 = Rp 100.000
amcozeb                   : 2 botol x Rp 60.000 = Rp 120.000
TOTAL                     : Rp. 460.000
TOTAL Biaya Variabel : a + b + c + d = Rp. 3.387.500
C.    Total Biaya Produksi
Total Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
Rp. 98.836 + Rp. 3.387.500 = Rp. 3.486.336
D.    Hasil Produksi
6.470  kg x Rp. 2.300 = Rp. 14.881.000
E.     Keuntungan
Hasil Produksi – Biaya Produksi = Rp. 14.881.000 - Rp. 3.486.336 =
Rp. 11.394.664
8.      ANALISIS ASPEK EKONOMI
B/C ratio = keuntungan / total biaya = Rp. 11.394.664/ Rp. 3.486.336 = 3,2

No comments:

Post a Comment

Pages

Followers